- GEGOK
- Masukan beras dalam dandang, masak samapi setengah matang kemudian didinginkan.
- Bungkus nasi setengah matang menggunakan daun pisang, sebesar kepalan tangan manusia.
- Tambahkan teri atau parutan kelapa muda yang ditambah sambal.
- Bungkuh dan kukus sampai matang.
- Setelah dikukus nasi gegog sudah siap dikonsumsi.
- NASI TIWUL
- 350 gram singkong (yang sudah dikupas kulitnya lalu jemur kurang lebih 3-4 hari).
- 1 gelas air matang
- 150 gram gula merah (sisir halus)
- 200 gram kelapa parut
- 2 lembar daun pandan (kira-kira ukuran 20 cm lalu ikat simpul)
- 1 tangkai daun pisang (ambil daunnya saja)
- Garam secukupnyacara membuat tiwul
- Tumbuk kasar singkong yang sudah kering sambil dipercik-percikkan air, sampai menjadi gaplek yang membentuk butiran-butiran kecil.
- Selanjutnya gaplek yang telah ditumbuk tadi beri tambahan gula merah. Kemudian bungkus gaplek seperti membungkus pepes ikan dengan menggunakan daun pisang. Setelah semua gaplek dibungkus lalu kukus gaplek hingga matang.
- Cara membuat taburan kelapa untuk gaplek antara lain : kukus parutan kelapa bersama dengan daun pandan dan garam dengan waktu kira-kira 15-20 menit, kemudian angkat.
- Makanan Khas Alen-alen
- TEMPE KRIPIK
Camilan khas Trenggalek inipun pernah melalang buana sampai ke Jerman. Kisahnya, ketika Dinas Pariwisata Jawa Timur mengikuti even Bursa Pariwisata Intemasional (Intemationale Tourismus Borche) di Berlin, Jerman, 1996, kripik tempe khas Trenggalek ini menjadi snack welcome crackers soybean (camilan pembuka selamat datang) pada acara tersebut. Sehingga lidah-lidah masyarakat Eropa pun bergoyang.
Kripik tempe ini bukan satu-satunya camilan khas Trenggalek, karena Trenggalek memiliki beragam jenis makan tradisional. Kripik tempe hanyalah salah satunya, dan sudah dikenal masyarat Jawa Timur. Ragam camilan khas Trenggalek antara lain manco (camilan berbahan beras ketan dan gula), alen-alen (kue berbentuk cincin, berbahan pati ketela), nasi pindang (nasi berlauk daging sapi berikut tulangnya dalam ramuan bumbu khusus). Makanan khas tersebut sangat mudah didapat, khususnya di lima kelurahan, meliputi Sumber Gedong, Surondakan, Tamanan, Ngantru, dan Kelutan.
BUDAYA TRENGGALEK
- Bersih Dam Bagong (nyadran)
Dikisahkan pada pertengahan abad XVI, Menak Sopal sangat prihatin melihat sawah para petani selalu kekeringan dan gagal panen. Lalu Beliau mengajak masyarakat menaikan air Kali Bagong dengan membuat Dam. Namun, kerja keras tersebut selalu gagal – setiap begitu selesai dikerjakan, Dam tersebut runtuh.
Dari wangsit yang diperoleh, Dam harus diberi tumbal Gajah Putih. Dengan berbagai upaya, Gajah Putih berhasil diperoleh Menak Sopal dan dijadikan tumbal Dam tersebut.
Sekarang, dalam setiap peringatan Bersih Dam Bagong dikorbankan seekor kerbau sebagai pengganti Gajah Putih. Setelah disembelih, kepala dan daging kerbau tersebut dilempar ke “Kedung Kali Bagong” dan masyarakat beramai-ramai menceburkan diri ke sungai untuk berebut kepala dan daging tersebut. Acara ini dilanjutkan dengan Ruwatan Wayang Kulit dengan cerita Udan Mintoyo serta ziarah ke makam Menak Sopal yang biasa dikunjungi.
Tari Jaranan Turonggo Yakso
Tari kebudayaan Jaranan Turonggo Yakso adalah salah satu kebudayaan lainnya yang dimiliki oleh Trenggalek. Kebudayaan ini mula-mula dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko, yang biasa disebut Baritan. Dinamakan Baritan, karena kesenian ini dilakukan “bubar ngarit tanduran” atau seusai bekerja di ladang.
Lalu, sejak tahun 1980an, oleh kepala desa Dongkos sendiri, kebudayaan diangkat menjadi kebudayaan khas kota Trenggalek, dengan nama Turonggo Yakso. Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya. Tarian ini selalu dibawakan setiap bulan Suro, dalam penanggalan Jawa, dan sudah ditentukan oleh seorang pawang atau sesepuh.
Waktu upacara ini dilakukan pada siang hari pukul 11.00, dimana proses pertama dimulai dengan berkumpulnya para petani sambil membawa perlengkapan sesaji, seperti ambeng dan longkong, serta tali yang dibuat dari bambu, yang biasa disebut Dadung.
- Cirri khas trenggalek
Trenggalek Tidak terkenal.Mungkin Kalau di tanya Trenggalek masih banyak yang awam dan mungkin banyak yang tidak Tahu.Tapi kalau Ditanya Pantai Prigi malah banyak yang Tahu.Ya itulah Trenggalek.
Kota yang di kelilingi Pegunungan.
Inilah keunikan Trenggalek yang sangat saya sukai.Yaitu kotanya di kelilingi oleh gunung yang saling terhubung.Jadi Kota trenggalek posisinya ada di tengah-tengah.Memang Kab.Trenggalek sebagian Wilayangnya adalah pegunungan.
Tempat lahirnya Supriyadi.
Apakah anda sudah tahu Supriyadi?Supriya adalah pahlawan Nasional pada era sukarno.Supriyadi menjadi Kontroversianal pada masa penjajahan karna iya sangat di takuti oleh Belanda.dan sampai sekarang ini Supriyadi Tidak jelas dimana.Makamnyapun sekarang tidak di ketahui dimana.
Mempunyai Jalan Xtrem No 2 di jawa timur.
Munjungan adalah kecamatan yang ada di selatan trenggalek.kalau kec.munjungan itu sendiri adalah rata.Tapi yang mempunyai keunikan ialah jalan menuju kesana sangatlah Xtrem.Kalau anda pernah kemunjungan anda akan bisa mendiskripsikan sendiri bagaimana jalan akan akan kesana.
Bahasa Trenggalek.
Trenggalek mempunyai bahasa ciri khas yang tidak di punyai Daerah lain.Yang paling umum adalah kata Nyatuke dan masih banyak bahasa lainnya…
Menak Sopal.
Siapakah menak sopal itu.Menak sopal adalah pendiri kota trenggalek pertama kali.Dan untuk mengenang jasa-jasanya kata “menak sopal” dijadikan stadion di trenggalek
Itulah sepenggal ke unikan Tentang Trenggalek.Mungkin masik banyak lagi kata yang lain yang bisa sobat sebukan dipapan komentar.Semoga kata-kata di atas bisa bermanfaat untuk anda.
Sumber: di tulis pukul 12.53 WIB tgl 01 October 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar